Sebanyak 12 roket buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan meluncur di lapangan TNI AU di Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (27/1/2010). Roket-roket tersebut meluncur satu per satu mulai pagi hingga siang hari.
Peluncuran tersebut dilakukan dalam uji coba yang dilakukan Kementerian Negara Riset dan Teknologi bersama industri strategis. Hadir antara lain Menteri Negara Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, Direktur Teknologi dan Pengembangan Rekayasa PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Andi Alisjahbana, serta pejabat dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), PT Pindad, dan TNI. Bupati Lumajang Sjahrazad Masdar hadir pula dalam kesempatan itu.
Roket-roket yang diuji coba berjenis D 230 kaliber 122 mm. Semuanya berkarakter dari tanah ke tanah dan tanpa kendali. Prototipenya meliputi RX 1210 dengan jarak luncur 14 kilometer, RX 1210/121 3 dengan jarak luncur 18 km, dan RX 2020 dengan jarak luncur hasil simulasi sejauh 48 km.
Uji coba ini adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan teknologi di bidang roket. Pemerintah bersama dengan industri strategi bersinergi dalam hal ini untuk mengembangkan roket. Pemerintah mendukung dalam dana riset, sedangkan produksinya dilakukan industri strategis. Hal itu dikatakan Suharna di sela-sela acara.
Andi Alisjahbana menyatakan, tidak ada persoalan bagi kalangan industri strategis untuk memproduksi roket-roket tersebut. Pabrik yang selama ini sudah ada tinggal diperluas dan tim teknis disiapkan.
"Karena prototipe roket yang dikembangkan ini adalah yang memang banyak dibutuhkan, tinggal komitmen dari pemerintah untuk memproduksinya dalam volume yang banyak," kata Andi.
Kementerian Negara Riset dan Teknologi menargetkan, RX 1210 diproduksi 1.000 unit pada Juni 2010. Adapun varian lainnya masih dalam pengembangan. Teknologi roket setidaknya digunakan dalam sistem pertahanan dan satelit.
Senin, 15 Februari 2010
Lapan Berhasil Luncurkan 12 Roket di Lumajang
Minggu, 14 Februari 2010
Kenapa Nyamuk Tertarik pada Darah Kita?
Mengapa nyamuk suka mengerubungi tubuh dan pakaian kita? Untuk menjawab pertanyaan itu, pakar kimia ekologi Walter Lear meneliti apakah manusia menghasilkan semacam bau yang mengundang nyamuk. Ia dan para koleganya menemukan zat yang mereka cari, yakni nonanal, zat yang dihasilkan manusia dan burung-burung yang mengeluarkan aroma yang mengundang nyamuk Culex.
Ia awalnya melakukan percobaan pada dirinya sendiri. "Aku mengukur kadar pada diriku sendiri," kata Leal. Rekannya menempelkan alat seperti suntikan pada kulitnya, lalu dibungkus dengan aluminium foil agar terisolasi. Setelah sejam, ujung suntikan itu dimasukkan ke suatu alat untuk mengukur kadar nonanal.
"Ternyata tubuhku menghasilkan cukup banyak (nonanal)," kata Leal, "Saya rasa tubuh saya melepaskan 20 nanogram (nonanal) per jam. Itu termasuk tinggi."
Kini Leal sadar bahwa inilah alasan kenapa dulu ketika ia di Meksiko, walaupun sudah melakukan langkah-langkah pencegahan, ia tetap diburu nyamuk.
"Banyak sekali nyamuknya, saya hampir tak percaya," ia bernostalgia, "Aku menyemprotkan Deet (anti nyamuk) di mana-mana, sampai di rambutku. Dan waktu pagi aku sadar nyamuk-nyamuk bahkan menggigit menembus kaos kakiku, padahal cukup tebal. Kalau kelewatan satu titik saja, maka pasti ditemukan nyamuk, lalu digigit. Nyamuk bahkan bisa menggigit menembus jeans, selama mereka tahu di baliknya ada pembuluh darah. Mereka juga bisa mendeteksi panas tubuh."
Kamis, 11 Februari 2010
Syarat Baju Muslim yang Bagus
Memilih kain untuk bahan baju yang akan kita pakai sangatlah penting, usahakan membeli kain yang akan membuat kita sejuk saat memakainya. Tentu saja dalam pemilihan jenis kain yang sesuai tidak perlu saya jelaskan lagi, karena sudah tentu ibuk-ibuk muslimah tau jenis kain yang sejuk saat di pakai. Beberapa jenis kain memang untuk beberapa orang bisa membuat gatel saat di pakai, oleh karena itu kita juga harus memilih kain yang memang sesuai dengan keadaan kulist kita.
Selasa, 09 Februari 2010
Inilah Alat Penyadap Ponsel
Perusahaan Taser, yang umumnya dikenal untuk alat penyengat listriknya, telah membuat alat untuk memonitor penggunaan ponsel.
Taser ingin membantu para orang tua untuk mengambil alih pengaturan ponsel anak-anaknya.
"Intinya kami membawa cara pengasuhan tradisional ke dunia yang serba mobile ini," kata pimpinan dan sekaligus pendiri Taser, Tom Smith, di pertunjukan elektronik konsumen di Las Vegas, Jumat (8/1/2010), ketika perusahaannya itu meluncurkan produk baru tersebut.
"Karena dengan memberikan ponsel pada anak anda, anda tak tahu dengan siapa mereka bicara, SMS atau gambar apa yang mereka kirim, dan lainnya," ujar Smith.
Alat yang dinamakan "Mobile Protector" itu bisa memperlihatkan segala panggilan dan pesan yang keluar masuk ponsel anak anda pada layarnya, lalu anda bisa mendengarkan pembicaraannya atau memblok nomor-nomor tertentu. Alat itu bisa disambungkan ke komputeratau telepon rumah anda.
"Awalnya anda bisa mengendalikan sepenuhnya, tapi seiring sang anak makin dewasa dan bisa dipercaya maka anda bisa mulai melonggarkan kendali," kata Smith.
Alat itu bisa memberi tanda bila nomor tak dikenal masuk ke ponsel anak anda. "Tinggal klik satu tombol anda bisa memblok panggilan itu, atau bahkan mengambil alih menjawab dulu sebelum diteruskan ke ponsel anak anda." Sementara nomor-nomor yang sudah masuk daftar 'OK' tak akan memunculkan peringatan lagi.
Tapi, menurut Smith, kalau untuk menguping ke pembicaraan ponsel anak anda, akan ada peringatan juga di ponselnya, karena ini bukan alat untuk memata-matai, tetapi memerlukan kerja sama dua arah. Segala SMS dan MMS juga bisa disaring.
Alat ini juga bisa menon-aktifkan ponsel anak anda untuk sementara. Jadi kalau anak anda bandel salah satu pilihan tindakan disiplin selain menyuruhnya ke kamar adalah menon-aktifkan ponselnya, dan anda tak perlu repot berdebat dan bergulat merebut ponselnya lagi, cukup dimatikan dari "Mobile Protector" saja.
Bahkan perangkat GPS juga memungkinkan melacak keberadaan anak anda lewat ponselnya. Jadi selain untuk mengawasi perilaku anak anda, alat ini juga bisa berguna di keadaan darurat seperti untuk melacak anak yang hilang.
"Saya bisa melihat catatan data dan alat ini bisa memperlihatkan tempat terakhir ponsel anak anda terlacak, dan juga panggilan dan SMS terakhir."
Senin, 01 Februari 2010
Matahari Tidur, Bumi Membeku
Sejak Desember lalu, suhu ekstrem terus melanda kawasan Lintang Utara, yaitu mulai dari Benua Amerika, Eropa, hingga Asia. Di Eropa, suhu dingin bulan lalu pernah mencapai minus 16 derajat celsius di Rusia dan minus 22 derajat celsius di Jerman. Bagi Inggris, ini suhu ekstrem terdingin dalam 30 tahun terakhir. Jalur transportasi ke Perancis lumpuh.
Amerika Serikat pun mengalami hal yang sama. Serbuan cuaca ekstrem ini berdampak pada kegagalan panen di Florida dan menyebabkan dua orang meninggal di New York.
Kejadian luar biasa yang berskala global ini diyakini para pengamat meteorologi dan astronomi berkaitan dengan kondisi melemahnya aktivitas Matahari yang ditandai oleh menurunnya kejadian bintik matahari atau sunspot.
Bintik hitam yang tampak di permukaan Matahari melalui teropong bila dilihat dari sisi samping menyerupai tonggak yang muncul dari permukaan Matahari. Tonggak itu terjadi akibat berpusarnya massa magnet di perut Matahari hingga menembus permukaan.
Akibat munculnya bintik hitam berdiameter sekitar 32.000 kilometer atau 2,5 kali diameter rata-rata Bumi, suhu gas di fotosfer dan kromosfer naik sekitar 800 derajat celsius dari normalnya. Hal ini dapat mengakibatkan badai matahari dan ledakan cahaya yang disebut flare.
Namun, yang terjadi beberapa tahun terakhir ini adalah Matahari nonaktif. Menurunnya aktivitas Matahari itu berdasarkan pantauan Clara Yono Yatini, Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), mulai terlihat sejak tahun 2000.
Para pakar astrofisika matahari di dunia menyebut tahun 2008 sebagai tahun dengan hari tanpa bintik matahari yang tergolong terendah dalam 50 tahun terakhir. Mereka memperkirakan beberapa tahun sesudah 2008 akan menjadi tahun-tahun yang dingin, kata Mezak Ratag, pakar astrofisika yang tengah merintis pendirian Earth and Space Science Institute di Manado, Sulawesi Utara.
Pengukuran kuat medan magnet bintik matahari dalam 20 tahun terakhir di Observatorium Kitt Peak Arizona menunjukkan penurunan. Dari medan magnet maksimum rata-rata 3.000 gauss pada awal 1990-an turun menjadi sekitar 2.000 gauss saat ini.
Penurunan sangat signifikan ini merupakan bukti bahwa hingga beberapa waktu ke depan Matahari masih akan pada keadaan malas, kata Mezak. Ia memperkirakan kalau aktivitas maksimumnya terjadi pada sekitar tahun 2013, tingkatnya tidak akan setinggi maksimum dalam beberapa siklus terakhir.
Matahari dan iklim
Saat matahari redup berkepanjangan, musim dingin ekstrem berpotensi terjadi karena Matahari—sumber energi bagi lingkungan tata surya—adalah penggerak mesin iklim di Bumi.
Sejak 1865, data di Lapan menunjukkan kecenderungan curah hujan berkurang saat Matahari tenang. Demikian pula musim dingin parah sejak akhir 2009 terjadi saat Matahari amat tenang (deep minimum) mirip kejadian 1995-1996, urai Thomas Djamaluddin, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lapan.
Bukti keterkaitan dengan perilaku Matahari ini ditunjukkan oleh fenomena kebalikannya, yaitu musim dingin minim salju saat Matahari aktif pada tahun 1989. Musim dingin sangat panjang terjadi saat Minimum Maunder tahun 1645-1716 dan minimum Dalton awal 1980-an.
Kondisi serupa terjadi pada 1910-1914. Itu banyak dikaitkan dengan dinginnya laut pada musibah tenggelamnya Titanic pada April 1912. Normalnya, waktu itu sudah musim semi.
Sementara itu, Mezak berpendapat, pola aktivitas Matahari minimum saat ini mirip dengan kejadian tahun 1880, 1890, 1900, dan 1910. Jadi, siklus Matahari tidak hanya menunjukkan siklus sebelas tahun. Ada siklus lebih panjang dengan periode sekitar 100 tahun—siklus Gleisberg. Dalam catatan meteorologis, saat terjadi siklus itu, banyak cuaca ekstrem dingin, tetapi tidak seekstrem Minimum Maunder.
Cuaca dan GRK
Efek aktivitas Matahari minimum lebih banyak memengaruhi daerah lintang tinggi. Aktivitas Matahari sejak sekitar tahun 2007 hingga kini memperbesar peluang terjadinya gradien suhu yang besar antara lintang tinggi dan lintang rendah. Akibatnya, kecepatan komponen angin arah utara-selatan (meridional) tinggi.
Prof CP Chang, yang mengetuai Panel Eksekutif Monsun Badan Meteorologi Dunia (WMO), berkesimpulan, aktivitas monsun lintas ekuator yang dipicu gradien suhu yang besar di arah utara-selatan akhir-akhir ini meningkat secara signifikan dibandingkan dengan statistik 50 tahun terakhir.
Hal ini memperkuat dugaan, aktivitas Matahari minimum yang panjang berkaitan erat dengan cuaca ekstrem dingin. Di Indonesia, kejadian angin berkecepatan tinggi lintas ekuator menjadi penyebab utama munculnya gelombang-gelombang tinggi dari Laut China Selatan ke perairan Laut Jawa.
Adanya gas rumah kaca di atmosfer, lanjut Thomas, juga meningkatkan suhu udara yang menyebabkan perubahan iklim. Efek gabungannya cenderung meningkatkan kerawanan bencana terkait iklim, kata Thomas.
Teori pemanasan global mengatakan, atmosfer yang memanas membuat partikel-partikel udara menjadi semakin energetik dan berpotensi menghasilkan cuaca ekstrem.